DARI dentuman ritmis orkestra hingga sapuan warna-warni lukisan, budaya seringkali dipandang sebagai gudang tradisi, gema berharga masa lalu. Namun, di balik lapisan warisan ini, sebuah kekuatan dahsyat yang seringkali tak terungkap terus berperan: kreativitas. 

Ya, kreativitas serupa alat tenun tak terlihat. Ia senantiasa menenun ulang benang-benang sejarah dengan imajinasi kontemporer, melahirkan bentuk-bentuk baru, interpretasi segar, dan narasi relevan yang menjaga budaya terus hidup sekaligus berkembang. 

Di dunia yang semakin terhomogenisasi oleh tren global, sektor budaya berdiri sebagai benteng vital, sebuah laboratorium unik tempat kreativitas dapat berkembang, mendobrak batasan sekaligus menghormati akarnya. Ini bukan hanya tentang seni “baru”, namun interaksi dinamis antara visi individu dalam kesadaran budaya kolektif. 

Melalui buku Kreativitas Remy Sylado: Menambang, Mengacak, dan Menata Ulang Kata-Warna-Bunyi, penulis Johan Tanan menghadirkan sebuah pesan tentang kreativitas yang dapat membangun masa depan. 

Inti kreativitas budaya ialah para seniman, pengrajin, penampil, dan pendongeng yang bertindak sebagai alkemis, mengubah unsur-unsur tradisional menjadi sesuatu yang baru. Perhatikan kebangkitan tari kontemporer Indonesia, di mana para koreografer memadukan gerakan Jawa klasik dengan teknik modern, berbicara kepada generasi baru sambil mempertahankan hubungan yang mendalam dengan leluhur mereka. 

Pendekatan adaptif ini memastikan bahwa bentuk-bentuk budaya tetap relevan mengikuti perkembangan zaman, menarik audiens baru, dan menumbuhkan apresiasi yang lebih mendalam terhadap asal-usulnya. 

Pemilihan tokoh Remy Sylado (12 Juli 1945 – 12 Desember 2022) dikarenakan ia adalah sosok yang memiliki multitalenta, baik dalam seni tarik suara, seni lukis, seni musik, seni film, maupun sastra. Inilah tokoh penting yang pernah Indonesia miliki (hlm 22). 

Kreativitas dalam budaya tidak terbatas pada ekspresi artistik saja. Kreativitas meluas hingga pendekatan inovatif dalam pelestarian dan penyebaran budaya. Museum, misalnya, semakin berkembang melampaui pajangan statis, memanfaatkan teknologi interaktif, realitas virtual, dan penceritaan yang menarik untuk menghidupkan artefak dan sejarah.

Sugiri Willim, Melawan Lupa (akrilik pada kanvas, 120 x 120 x 2 cm).

Selain nilai intrinsik, kreativitas budaya juga merupakan mesin ekonomi yang ampuh. “Ekonomi kreatif” berkembang pesat berkat inovasi, melalui generasi ide dan produk baru yang terus-menerus dan menarik bagi beragam pasar. 

Nah, untuk memupuk kreativitas budaya bukannya tanpa tantangan. Kendala pendanaan, kurangnya infrastruktur, masalah hak kekayaan intelektual, dan kebutuhan akan kebijakan budaya yang lebih kuat seringkali menghambat potensi penuhnya. Lebih lanjut, mencapai keseimbangan antara kelayakan komersial dan integritas artistik tetap merupakan proses yang rumit. 

Buku Kreativitas Remy Sylado: Menambang, Mengacak, dan Menata Ulang Kata-Warna-Bunyi ini menyajikan lima bab pembahasan. Pertama, tentang kajian psikologi kontemporer. Kedua, tentang membaca kembali Remy Sylado. Ketiga, tentang memahami tokoh mbeling. Keempat, tentang tips praktis merangsang kreativitas ala Johan Tanan. Dan, kelima tentang pelatihan kreativitas yang disajikan lewat bonus 90 ide praktis merangsang kreativitas anak

Masa depan ditempa dalam imajinasi

Seiring dunia melaju kencang, kebutuhan akan penjangkaran budaya, rasa identitas, dan rasa memiliki menjadi semakin nyata. Kreativitas di ranah psikologi bukan sekadar pengejaran estetika; melainkan tindakan vital pelestarian diri, sebuah proses dinamis yang memastikan tradisi kita berkembang, tetap relevan, dan terus menginspirasi. 

Imajinasi yang tak terlihat terus-menerus menenun realitas baru dari jalinan warisan bersama. Sehingga, pada akhirnya membentuk masa depan yang lebih kaya, lebih hidup, dan lebih tangguh. 

Lewat pendekatan psikologi dari kajian-kajian abad ke-20 yang dilakukan oleh Ellis Paul Torrance (1915 – 2003), Johan Tanan menganalisis kembali aspek utama Torrance, yaitu fluency, flexibility, originality, dan elaboration

Melalui penafsiran terhadap empat aspek tersebut, Johan Tanan apik menghadirkan tips praktis merangsang kreativitas, terutama bagi anak-anak dan remaja (hlm 78). Pertama, bagaimana kreativitas membangun masa depan. Kedua, di mana krativitas dapat tumbuh kembang.

Ketiga, menumbuhkembangkan kreativitas untuk masa kini. Keempat, bagaimana menjangkau pembelajar usia dini. Dan, kelima tentang aktivitas merangsang kreativitas. Semua mengedepankan analisis secara piawai. 

Sebagai penulis muda, Johan Tanan memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni. Ia menamatkan S1 Psikologi di Universitas Ciputra Surabaya (tamat 2019) dan S2 Education in Learning, Desain, and Technology di Penn State University World Campus, Pennsylvania, Amerika Serikat (tamat 2022). 

Tak diayal, buku Kreativitas Remy Sylado: Menambang, Mengacak, dan Menata Ulang Kata-Warna-Bunyi ini tersaji pengkajian dan penelaah yang menarik untuk dibaca. Buku ini cocok bagi orang tua, guru, dan mahasiswa yang ingin menerapkan pengembangan dunia kreativitas kepada anak-anak dan remaja. (P-1

 

INFO PEMESANAN

Judul : Kreativitas Remy Sylado: Menambang, Mengacak, dan Menata Ulang Kata-Warna-Bunyi 

Penulis : Johan Tanan 

Penerbit : Pentas Grafika 

Kota : Jakarta 

ISBN : 978-602-1356-87-6 

Halaman : 178 

Harga : Rp.200.000 (Bebas ongkir Jabodetabek) 

No Kontak : 081804468448 

Leave a Comment

Recent Article